Penulis menjelaskan bahwa Yerusalem memiliki emosi sebagaimana manusia. Kota ini akan tetap berdiri untuk penduduknya. AT: "mereka yang tinggal di situ akan menangis dan meratap ... dan air mata akan berlinang di pipinya"(Lihat:[[rc://id/ta/man/translate/figs-personification]] dan[[rc://id/ta/man/translate/figs-metonymy]])
Kata "dengan pedih" merujuk kepada suara yang dibuat seseorang ketika "menangis" dengan keras. AT: "menangis dengan keras"(Lihat:[[rc://id/ta/man/translate/figs-doublet]])
Ini berbicara tentang orang-orang yang setia kepada Yerusalem akan berkhianat kepadanya, seolah-olah orang-orang tersebut dulunya teman dan kekasih Yerusalem.(Lihat:[[rc://id/ta/man/translate/figs-metaphor]])