Sang penulis menggunakan dua kalimat yang berkesinambungandalam setiap ayat-ayat ini, untuk menyatakan satu pokok ide dengan menggunakan dua pernyataan yang berbeda untuk memperluas penderitaan Ayub yang tidak berkesudahan sebagai bentuk keluhannya.
Ini merupakan perumpamaan untuk penderitaan Ayub. Ia menggambarkan berbagai penderitaannya dengan anak panah yang Tuhan panahkan padanya. Terjemahan lain: "sekuat Tuhan memanah tubuhku" (Lihat:[[rc://id/ta/man/translate/figs-metaphor]])
"rohku meminum racun panah itu." Hal ini merupakan gambaran lanjutan dari anak panah, dengan menuliskan bahwa ujung anak panah itu beracun dan bahwa Ayub merasakannya dalam rohnya. Ia menggambarkan rasa sakit itu seakan rohnya meminum racun anak panah itu. Terjemahan lain: "Aku merasakan sakit dari anak panah itu dalam rohku" (Lihat:[[rc://id/ta/man/translate/figs-metaphor]])
Ayub berkata tentang hal-hal buruk yang telah terjadi padanya seolah-olah mereka adalah prajurit yang Tuhan telah rencanakan untuk menyerangnya sekaligus. Terjemahan lain: "Tuhan telah menyebabkan semua hal mengerikan yang bisa terjadi padaku sekaligus" (Lihat:[[rc://id/ta/man/translate/figs-metaphor]])
Tuhan telah menyebabkan banyak hal untuk menakuti Ayub berkata seolah-olah ancaman Tuhan adalah tentara yang berbaris untuk menyerang. Terjemahan lain: "ancaman dari Tuhan telah diatur seperti tentara dalam tentara" (Lihat:[[rc://id/ta/man/translate/figs-metaphor]])